Tanda dan Gejala yang Terdeteksi pada Penderita Diare – Diare adalah gangguan pencernaan Mahjong slot yang ditandai dengan buang air besar encer tiga kali atau lebih dalam sehari. Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan kondisi ini, mulai dari infeksi bakteri, efek obat-obatan, hingga penyakit pada saluran pencernaan. BAB cair dan sering (menceret) yang disebabkan oleh penyakit pencernaan biasanya muncul dengan disertai gejala lain. Kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya, bahkan tanpa pengobatan. Namun, jika berlangsung hingga berhari-hari, diare dapat menandakan penyakit yang lebih serius. Buang air besar secara menerus bisa saja menyebabkan dehidrasi atau komplikasi lain bila tidak ditangani. Mengutip situs Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), berikut beberapa jenisnya. Diare merupakan masalah pencernaan yang sangat sering terjadi. Kondisi ini biasanya terjadi akibat keracunan makanan, infeksi virus, atau pencernaan yang sensitif. Meski gejalanya bisa saja ringan, diare berisiko menyebabkan dehidrasi dan kekurangan nutrisi.
Tanda dan Gejala Diare
Frekuensi BAB yang normal bagi tiap orang berbeda-beda, tergantung banyak faktor. Salah rtp satu ciri pencernaan sehat adalah pola BAB teratur. Seseorang dikatakan mengalami memiliki penyakit diare bila frekuensi BAB-nya lebih sering dari biasanya. Gejala diare yang umumnya timbul, yaitu:
- feses lembek dan cair,
- feses keluar dalam jumlah yang banyak,
- sakit dan kram perut,
- kembung
- mual dan muntah,
- selalu ada hasrat ingin BAB,
- demam,
- dehidrasi, serta
- feses berdarah.
Faktor Risiko Diare
Setidaknya, ada beberapa spaceman slot faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, seperti:
- Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.
- Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.
- Jarang membersihkan dapur dan toilet.
- Sumber air yang tidak bersih.
- Makan makanan sisa yang sudah dingin.
- Tidak mencuci tangan dengan sabun.
Jenis Diare
Diare kronis
Ini adalah penyakit diare yang dapat berlangsung selama empat minggu atau lebih. Gejalanya sudah ada dalam waktu yang lama dan berkembang secara perlahan. Kondisi ini kurang umum dan biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis. Gangguan pencernaan pemicunya adalah sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, atau kolitis ulseratif.
Diare persisten
Kondisi ini adalah buang air menerus yang berlangsung lebih dari dua minggu, tapi tidak lebih dari empat minggu. Durasi buang air lebih lama daripada jenis akut, tapi lebih singkat dibandingkan jenis kronis. Diare persisten terbagi menjadi dua.
- Osmotik: makanan di usus tidak dapat diserap dengan baik sehingga cairan berlebih terbuang bersama feses.
- Sekretori: gangguan sistem pembuangan pada usus kecil atau usus besar dalam menyerap elektrolit.
Penyebab Diare
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab diare. Umumnya, gangguan pencernaan ini terjadi akibat beberapa hal berikut:
- Bakteri Escherichia coli (E.coli). Jenis bakteri ini bisa menginfeksi perut dan menimbulkan gejala berupa buang-buang air besar. Biasanya orang terinfeksi bakteri ini dari makanan dan minuman yang terkontaminasi.
- Virus seperti flu, norovirus, atau rotavirus. Rotavirus adalah penyebab paling umum dari diare akut pada anak-anak.
- Parasit, yang merupakan organisme kecil yang bisa ada dalam makanan atau air yang terkontaminasi.
- Intoleransi atau sensitivitas terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
- Alergi makanan.
- Efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat kanker, dan antasida yang mengandung magnesium.
- Penyakit yang mempengaruhi lambung, usus kecil, atau usus besar, seperti penyakit Crohn.
- Masalah dengan fungsi usus besar, seperti sindrom iritasi usus besar.
- Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.
Beberapa orang juga mengalami kondisi ini setelah operasi perut, karena terkadang operasi dapat menyebabkan makanan bergerak melalui sistem pencernaan dengan lebih cepat.